Sabtu, 07 Oktober 2017

Kebudayaan Suku Sasak (Lombok)



Kebudayaan Suku Sasak (Lombok)



Nama Kelompok :
1.    Anggita Septya Resi               : 10217770 
2.    Dyah Prahesti S.A.                 : 11217839 
3.    Shalsabella Khusna L.D.        : 15217623 
4.    Syarifah Maisya H.A.             : 15217849





 Pendahuluan
a.      Latar Belakang
Manusia dalam kesehariannya tidak akan lepas dari kebudayaan, karena manusia adalah pencipta dan pengguna kebudayaan itu sendiri. Manusia hidup karena adanya kebudayaan, sementara itu kebudayaan akan terus hidup dan berkembang manakala manusia mau melestarikan kebudayaan dan bukan merusaknya. Dengan demikian manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena dalam kehidupannya tidak mungkin tidak berurusan dengan hasil-hasil kebudayaan, setiap hari manusia melihat dan menggunakan kebudayaan, bahkan kadang kala disadari atau tidak manusia merusak kebudayaan.
Hubungan yang erat antara manusia (terutama masyarakat) dan kebudayaan telah lebih jauh diungkapkan oleh Melville J. Herkovits dan bronislaw Malinowski, yang mengemukakan bahwa cultural determinism berarti segala sesuatu yang terdapat didalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu. (Soemardjan, Selo: 1964: 115). Kemudian Herkovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang superorganic. Karena kebudayaan berturun temurun dari generasi ke generasi tetap hidup. Walaupun manusia yang menjadi anggota masyarakat sudah berganti karena kelahiran dan kematian.



Isi
a.      Sejarah Suku Sasak
Nenek moyang Suku Sasak berasal dari campuran penduduk asli Lombok dengan para pendatang dari Jawa Tengah yang terkenal dengan julukan Mataram, pada zaman Raja yang bernama Rakai Pikatan dan permaisurinya Pramudhawardani. Kata Sasak itu sendiri berasal dari kata sak-sak yang artinya sampan. Karena moyang orang Lombok pada zaman dahulu berjalan dari daerah bagian barat Lomboq(lurus) sampai ke arah timur terus menuju sebua pelabuhan di ujung timur pulau yang sekarang bernama Pelabuhan Lombok. Mereka banyak menikah dengan penduduk asli sehingga memiliki anak keturunan yang menjadi raja sebuah kerajaan yang didirikan yang bernama Kerajaan Lombok yang berpusat di Pelabuhan Lombok. Setelah memiliki keturunan, sebagai tanda kisah perjalanan dari Jawa memakai sampan(sak-sak), mereka menamai keturunannya menjadi suku sak-sak, yang lama kelamaan menjadi Sasak.

b.      Budaya Suku Sasak
·         Rumah Adat
Atap rumah Sasak terbuat dari jerami dan berdinding anyaman bambu(bedek). Lantainya dibuat dari tanah liat yang dicampur dengan kotoran kerbau dan abu jerami. Seluruh bahan bangunan(seperti kayu dan bambu) untuk membuat rumah adat tersebut didapatkan dari lingkungan sekitar mereka, bahkan untuk menyambung bagian-bagian kayu tersebut, mereka menggunakan paku yang terbuat dari bambu. Rumah adat suku Sasak hanya memiliki satu pintu berukuran sempit dan rendah, dan tidak memiliki jendela.
Orang Sasak juga selektif dalam menentukan lokasi tempat pendirian rumah. Mereka meyakini bahwa lokasi yang tidak tepat akan tidak baik kepada yang menempatinya. Selain itu, orang Sasak juga tidak akan membangun rumah berlawanan arah dan ukurannya berbeda dengan rumah yang lebih dulu ada. Menurut mereka, hal tersebut merupakan perbuatan melawan tabu(maliq-lenget).
Rumah adat suku Sasak pada bagian atapnya berbentuk seperti gunungan,menukik ke bawah dengan jarak 1,5 sampai 2meter dari permukaan tanah(fondasi). Atap dan bubungannya(bungus) terbuat dari alang-alang.

                               Benda – Benda
Gendang Baleq                                      
Salah satu alat musik berupa gendang berbentuk bulat dengan ukuran yang besar. Gendang baleq ini terdiri dari 2 jenis, yang disebut dengan dengan gendang mama(yang dimainkan oleh laki-laki) dan gendang nina(yang dimainkan oleh perempuan). Konon, pada zaman dahulu, musik gendang baleq digunakan untuk mengantar prajurit yang hendak berangkat berperang. Sekarang alat musik ini sering digunakan untuk mengiringi rombongan pengantin atau menyambut tamu-tamu kehormatan

 

Ende
Sebuah perisai yang terbuat dari kulit lembu atau kerbau. Ende (perisai) ini dipergunakan dalam kesenian bela diri yang disebut Periseian. Periseiean adalah kesenian bela diri yang sudah ada sejak zaman kerjaaan-kerajaan di Lombok, awalnya adalah semacam latihan pedang dan perisai sebelum berangkat ke medan pertempuran.
·         Sabuk Belo
Sabuk belo adalah sabuk yang panjangnya 25meter dan merupakan warisan turun temurun dari masyarakat Lombok khususnya yang berada di Lenek Daya.
·         Sistem Religi / Kepercayaan
Sebagian besar suku Sasak beragama Islam. Namun, pada sebagian kecil masyarakat suku Sasak, terdapat praktik agama islam yang agak berbeda dengan Islam pada umumnya yakni penganut Islam Wetu Telu. Ada pula sedikit warga suku Sasak yang menganut kepercayaan pra-Islam yang disebut dengan Sasak Boda.




c.       Ritual – Ritual Suku Sasak

·         Bau Nyale
Bau Nyale adalah sebuah peristiwa dan tradisi yang sangat melegenda dan mempunyai nilai sakral tinggi bagi suku Sasak. Tradisi ini diawali oleh kisah seorang Putri Raja TonjangBaru yang sangat cantik yang dipanggil dengan Putri Mandalika. Karena kecantikannya itupara Putra Raja, memperebutkan untuk meminangnya. Dan berfungsi untuk dan melestarikan kebudayaan nenek moyang meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
·         Perisein
Perisein adalah kesenian bela yang sudah ada sejak jaman kerajaan-kerajaan di Lombok, awalnyaadalah semacam latihan pedang dan perisai sebelum berangkat ke medan pertempuran.




d.      Upacara Adat
Masyarakat Suku Sasak mengadakan beberapa upacara yang berkaitan dengan lingkup hidup dari hidup hingga kematian.
·         Kelahiran
Wanita sasak apabila hendak melahirkan, suaminya hyendak mencari belian yang orang mengetahui seluk beluk peristiwa tersebut.
·         Memotong Rambut
Ritual ini sangat penting dalam suatu keluarga. Bayi yang baru lahir di sebut bulu panas dan harus dihilangkan. Untuk itu masyarakat suku sasak mengadakan upacara kecil-kecilan,berdoa dan syukuran bersama.
·         Menjelang Dewasa
Menjelang dewasa anak laki-laki harus melakukan khinatan/sunatan bagi pemeluk agama islam mereka menyakini bahwa khinatan dapat mempertemukan jati diri.




Penutup
 Kesimpulan
Pulau Lombok  adalah sebuah pulau di kepulauan Sunda Kecil atau Nusa Tenggara yang terpisahkan oleh Selat Lombok dari Bali di sebelat barat dan Selat Alas di sebelah timur dari Sumbawa. samudra indonesaia di sebelah utara dan samudra hindia disebelah seletan.
Etnis Sasak merupakan etnis mayoritas penghuni pulau Lombok, suku sasak merupakan etnis utama meliputi hampir 95% penduduk seluruhnya. Pemeluk agama islam yang taat, dengan bahsa sasak sebagai bahasa utama dalam berkomonikasi kehidupan sehari-hari. Bermata pencaharian sebagai petani.
Di daerah lombok secara umum terdapat 3 Macam lapisan sosial masyarakat, yaituGolongan Ningrat, Golongan Pruangse, dan Golongan Bulu Ketujur ( Masyarakat Biasa ).
Adat istiadat suku sasak dapat di saksikan pada saat resepsi perkawinan, yang dikenal dengan sebutan "Merarik" atau "Selarian".
Budaya Presean atau bertarung dengan rotan salah satu kekayaan budaya gumi (bumi) gogo rancah (lombok).  Berupa pertarungan dua lelaki Sasak bersenjatakan tongkat rotan (penjalin) serta berperisai kulit kerbau tebal dan keras (ende). Petarung disebut pepadu. Acara tarung presean ini juga diadakan untuk menguji keberanian/nyali lelaki sasak yang wajib jantan dan heroik saat itu. Awalnya merupakan sebuah bagian dari upacara adat  yang menjadi ritual untuk memohon hujan ketika kemarau panjang.




Daftar Pustaka
Hidayah, Zulaini. Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia. 1990











Tidak ada komentar:

Posting Komentar