Nama
Kelompok :
1. Anggita Septya Resi : 10217770 2. Dyah Prahesti S.A. : 11217839
3. Shalsabella Khusna L.D. : 15217623
4. Syarifah Maisya H.A. : 15217849
Pendahuluan
a.
Latar Belakang
Manusia dalam kesehariannya
tidak akan lepas dari kebudayaan, karena manusia adalah pencipta dan pengguna
kebudayaan itu sendiri. Manusia hidup karena adanya kebudayaan, sementara itu
kebudayaan akan terus hidup dan berkembang manakala manusia mau melestarikan
kebudayaan dan bukan merusaknya. Dengan demikian manusia dan kebudayaan tidak
dapat dipisahkan satu sama lain, karena dalam kehidupannya tidak mungkin tidak
berurusan dengan hasil-hasil kebudayaan, setiap hari manusia melihat dan
menggunakan kebudayaan, bahkan kadang kala disadari atau tidak manusia merusak
kebudayaan.
Hubungan yang erat antara
manusia (terutama masyarakat) dan kebudayaan telah lebih jauh diungkapkan oleh
Melville J. Herkovits dan bronislaw Malinowski, yang mengemukakan bahwa
cultural determinism berarti segala sesuatu yang terdapat didalam masyarakat
ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu.
(Soemardjan, Selo: 1964: 115). Kemudian Herkovits memandang kebudayaan sebagai
sesuatu yang superorganic. Karena kebudayaan berturun temurun dari generasi ke generasi
tetap hidup. Walaupun manusia yang menjadi anggota masyarakat sudah berganti
karena kelahiran dan kematian.
Isi
a.
Sejarah Suku Sasak
Nenek moyang Suku Sasak berasal dari campuran penduduk asli
Lombok dengan para pendatang dari Jawa Tengah yang terkenal dengan julukan
Mataram, pada zaman Raja yang bernama Rakai Pikatan dan permaisurinya
Pramudhawardani. Kata Sasak itu sendiri berasal dari kata sak-sak yang artinya
sampan. Karena moyang orang Lombok pada zaman dahulu berjalan dari daerah
bagian barat Lomboq(lurus) sampai ke arah timur terus menuju sebua pelabuhan di
ujung timur pulau yang sekarang bernama Pelabuhan Lombok. Mereka banyak menikah
dengan penduduk asli sehingga memiliki anak keturunan yang menjadi raja sebuah
kerajaan yang didirikan yang bernama Kerajaan Lombok yang berpusat di Pelabuhan
Lombok. Setelah memiliki keturunan, sebagai tanda kisah perjalanan dari Jawa
memakai sampan(sak-sak), mereka menamai keturunannya menjadi suku sak-sak, yang
lama kelamaan menjadi Sasak.
b.
Budaya Suku Sasak
·
Rumah Adat
Atap rumah Sasak terbuat dari jerami dan berdinding anyaman
bambu(bedek). Lantainya dibuat dari tanah liat yang dicampur dengan kotoran
kerbau dan abu jerami. Seluruh bahan bangunan(seperti kayu dan bambu) untuk
membuat rumah adat tersebut didapatkan dari lingkungan sekitar mereka, bahkan
untuk menyambung bagian-bagian kayu tersebut, mereka menggunakan paku yang
terbuat dari bambu. Rumah adat suku Sasak hanya memiliki satu pintu berukuran
sempit dan rendah, dan tidak memiliki jendela.
Orang Sasak juga selektif dalam menentukan lokasi tempat
pendirian rumah. Mereka meyakini bahwa lokasi yang tidak tepat akan tidak baik
kepada yang menempatinya. Selain itu, orang Sasak juga tidak akan membangun
rumah berlawanan arah dan ukurannya berbeda dengan rumah yang lebih dulu ada.
Menurut mereka, hal tersebut merupakan perbuatan melawan tabu(maliq-lenget).
Rumah adat suku Sasak pada bagian atapnya berbentuk seperti
gunungan,menukik ke bawah dengan jarak 1,5 sampai 2meter dari permukaan
tanah(fondasi). Atap dan bubungannya(bungus) terbuat dari alang-alang.
Benda – Benda
Gendang
Baleq
Salah satu alat musik berupa gendang berbentuk bulat dengan
ukuran yang besar. Gendang baleq ini terdiri dari 2 jenis, yang disebut dengan
dengan gendang mama(yang dimainkan oleh laki-laki) dan gendang nina(yang
dimainkan oleh perempuan). Konon, pada zaman dahulu, musik gendang baleq
digunakan untuk mengantar prajurit yang hendak berangkat berperang. Sekarang
alat musik ini sering digunakan untuk mengiringi rombongan pengantin atau
menyambut tamu-tamu kehormatan
Ende
Sebuah perisai yang terbuat dari kulit lembu atau kerbau.
Ende (perisai) ini dipergunakan dalam kesenian bela diri yang disebut
Periseian. Periseiean adalah kesenian bela diri yang sudah ada sejak zaman
kerjaaan-kerajaan di Lombok, awalnya adalah semacam latihan pedang dan perisai
sebelum berangkat ke medan pertempuran.
·
Sabuk Belo
Sabuk belo adalah sabuk yang panjangnya 25meter dan
merupakan warisan turun temurun dari masyarakat Lombok khususnya yang berada di
Lenek Daya.
·
Sistem Religi / Kepercayaan
Sebagian besar suku Sasak beragama Islam. Namun, pada sebagian kecil
masyarakat suku Sasak, terdapat praktik agama islam yang agak berbeda dengan
Islam pada umumnya yakni penganut Islam Wetu Telu. Ada pula sedikit warga suku
Sasak yang menganut kepercayaan pra-Islam yang disebut dengan Sasak Boda.
c.
Ritual – Ritual Suku Sasak
·
Bau Nyale
Bau Nyale adalah sebuah peristiwa dan tradisi yang sangat
melegenda dan mempunyai nilai sakral tinggi bagi suku Sasak. Tradisi ini diawali
oleh kisah seorang Putri Raja TonjangBaru yang sangat cantik yang dipanggil
dengan Putri Mandalika. Karena kecantikannya itupara Putra Raja, memperebutkan
untuk meminangnya. Dan berfungsi untuk dan melestarikan kebudayaan nenek moyang
meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
·
Perisein
Perisein adalah kesenian bela yang sudah ada sejak jaman
kerajaan-kerajaan di Lombok, awalnyaadalah semacam latihan pedang dan perisai
sebelum berangkat ke medan pertempuran.
d.
Upacara Adat
Masyarakat Suku Sasak mengadakan beberapa upacara yang
berkaitan dengan lingkup hidup dari hidup hingga kematian.
·
Kelahiran
Wanita sasak apabila hendak melahirkan, suaminya hyendak
mencari belian yang orang mengetahui seluk beluk peristiwa tersebut.
·
Memotong Rambut
Ritual ini sangat penting dalam suatu keluarga. Bayi yang
baru lahir di sebut bulu panas dan harus dihilangkan. Untuk itu masyarakat suku
sasak mengadakan upacara kecil-kecilan,berdoa dan syukuran bersama.
·
Menjelang Dewasa
Menjelang dewasa anak laki-laki harus melakukan khinatan/sunatan bagi
pemeluk agama islam mereka menyakini bahwa khinatan dapat mempertemukan jati
diri.
Penutup
Kesimpulan
Pulau Lombok
adalah sebuah pulau di kepulauan Sunda Kecil atau Nusa Tenggara yang
terpisahkan oleh Selat Lombok dari Bali di sebelat barat dan Selat Alas di
sebelah timur dari Sumbawa. samudra indonesaia di sebelah utara dan samudra
hindia disebelah seletan.
Etnis Sasak merupakan etnis mayoritas penghuni
pulau Lombok, suku sasak merupakan etnis utama meliputi hampir 95% penduduk
seluruhnya. Pemeluk agama islam yang taat, dengan bahsa sasak sebagai bahasa
utama dalam berkomonikasi kehidupan sehari-hari. Bermata pencaharian sebagai
petani.
Di daerah lombok secara umum terdapat 3 Macam
lapisan sosial masyarakat, yaituGolongan Ningrat, Golongan Pruangse, dan
Golongan Bulu Ketujur ( Masyarakat Biasa ).
Adat istiadat suku sasak dapat di saksikan
pada saat resepsi perkawinan, yang dikenal dengan sebutan "Merarik"
atau "Selarian".
Budaya Presean atau bertarung dengan rotan
salah satu kekayaan budaya gumi (bumi) gogo rancah (lombok). Berupa pertarungan dua lelaki Sasak
bersenjatakan tongkat rotan (penjalin) serta berperisai kulit kerbau tebal dan
keras (ende). Petarung disebut pepadu. Acara tarung presean ini juga diadakan
untuk menguji keberanian/nyali lelaki sasak yang wajib jantan dan heroik saat
itu. Awalnya merupakan sebuah bagian dari upacara adat yang menjadi ritual untuk memohon hujan
ketika kemarau panjang.
Daftar Pustaka
Hidayah, Zulaini. Ensiklopedi Suku Bangsa di
Indonesia. 1990
Tidak ada komentar:
Posting Komentar